Hero Content: Menarik Perhatian dengan Dampak Besar
Hero content adalah jenis konten yang dirancang untuk menarik perhatian besar-besaran dan biasanya diproduksi untuk kampanye besar, peluncuran produk, atau momen penting lainnya. Konten ini bertujuan untuk mencapai audiens yang luas dan menciptakan dampak yang signifikan. Misalnya, iklan Super Bowl atau kampanye viral di media sosial adalah contoh sempurna dari Hero content.
Konten Hero biasanya memerlukan investasi besar dalam hal waktu, anggaran, dan upaya kreatif. Namun, dampaknya yang luas dapat meningkatkan kesadaran merek secara drastis dan menciptakan buzz yang berharga di sekitar produk atau layanan Anda.
Tujuan dari Hero Content:
Sebuah perusahaan teknologi yang meluncurkan smartphone baru mungkin membuat kampanye iklan besar-besaran di berbagai platform, termasuk iklan TV, iklan media sosial, dan billboard di lokasi-lokasi strategis. Mereka mungkin juga merilis video promosi yang sinematik di YouTube, menampilkan semua fitur utama dari produk baru mereka.
Tujuan dari hero content ini adalah untuk menciptakan buzz dan antusiasme di kalangan konsumen. Seperti halnya iklan Marjan, yang selalu tayang di setiap momen bulan Ramadhan.
Baca juga: Contoh Kalimat Promosi Makanan di Sosmed yang Menarik Konsumen
Hub Content: Menjaga Keterlibatan dan Membangun Komunitas
Jika hero content adalah momen besar yang menarik perhatian, hub content adalah jenis konten yang menjaga keterlibatan audiens sepanjang waktu. Konten ini biasanya berfungsi sebagai jembatan antara hero content dan hygiene content, dengan fokus pada topik-topik yang relevan dan menarik bagi audiens target secara rutin.
Hub content sering kali berbentuk seri video, blog post, atau podcast yang dipublikasikan secara berkala. Misalnya, sebuah brand fashion mungkin membuat seri video mingguan tentang tren mode terbaru, atau blog yang membahas tips-tips kecantikan. Konten ini tidak seintensif hero content, namun tetap memiliki daya tarik yang kuat karena sesuai dengan minat dan kebutuhan audiens.
Tujuan dari Hub Content:
Sebuah merek fashion yang ingin terlibat lebih dalam dengan audiensnya bisa membuat seri video di Instagram atau YouTube yang membahas tren mode terbaru, cara memadukan pakaian, atau panduan gaya untuk berbagai kesempatan.
Mereka mungkin merilis konten ini setiap minggu, memastikan bahwa audiens tetap terhubung dan terus mendapatkan inspirasi dari merek tersebut. Seperti halnya konten viral marketing core diseruduk banteng,
Problematik Rumah, Akibat Kapitalisme
Rumah merupakan problematik besar yang dihadapi masyarakat saat ini. Banyak orang yang tidak memiliki rumah. Sebagian lagi memiliki rumah, tetapi kondisinya tidak layak. Sulitnya kepemilikan rumah sejatinya akibat distribusi kepemilikan harta yang timpang sehingga segelintir orang bisa punya banyak rumah, sedangkan yang lainnya tidak punya rumah. Tidak hanya rumah, distribusi tanah juga sangat timpang.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, jumlah rumah tangga yang belum punya rumah dalam lima tahun terakhir mencapai belasan juta. Mereka tidak tinggal di rumah milik sendiri, melainkan di kontrakan, rumah orang tua, atau menumpang pada keluarga lainnya. Pada 2021 ada 14,3 juta rumah tangga yang tidak tinggal di rumah sendiri. Jumlah itu setara dengan 18,9% dari total rumah tangga di Indonesia yang jumlahnya sekitar 75,6 juta. Jakarta menjadi wilayah dengan tingkat kepemilikan hunian terendah di Indonesia. Data BPS 2022 menunjukkan bahwa hanya 56,13% rumah tangga di Jakarta yang memiliki rumah.
Data tersebut menunjukkan betapa timpangnya kepemilikan rumah di Indonesia. Ketimpangan ini adalah keniscayaan dalam sistem kapitalisme karena kapitalisme menganut liberalisme ekonomi yang melegalkan para pengusaha bermodal besar untuk menguasai tanah seluas-luasnya. Negara bahkan memberikan kemudahan dan insentif pada perusahaan properti sehingga mereka leluasa menguasai tanah seluas apa pun.
Sebaliknya, rakyat kecil kesulitan memiliki rumah. Bagi mereka, membeli satu rumah saja butuh biaya yang sangat besar, begitu juga dengan membangun rumah. Harga tanah dan material seperti semen, batu, bata, pasir, kayu, dan cat melejit tinggi. Penerapan sistem ekonomi kapitalisme menyebabkan harga rumah, tanah, dan material bahan bangunan sangat mahal. Hal ini membuat rakyat kesulitan untuk memiliki rumah.
Sistem ekonomi kapitalisme juga gagal menyediakan lapangan kerja dengan upah yang layak bagi masyarakat. Akibatnya, lapangan kerja yang tersedia tidak memungkinkan rakyat untuk bisa membangun rumah yang memadai. Sementara itu, rakyat yang bisa membangun rumah yang layak malah dipajaki tinggi oleh pemerintah.
Dari semua ini tampak jelas bahwa pemerintah tidak berusaha untuk meringankan beban rakyat agar bisa punya rumah. Pemerintah malah makin lepas tangan dari tanggung jawab menyediakan papan (rumah) bagi rakyat, padahal rumah merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh negara.
Alih-alih membantu rakyat agar memiliki rumah, pemerintah justru berusaha merogoh dana rakyat dari segala sisi. Selama ini rakyat sudah dikenai PPh, PPN, PBB, PKB, maupun jenis pajak lainnya, tetapi pemerintah masih saja merasa kurang untuk menyedot dana masyarakat sehingga terus melakukan perluasan subjek dan objek pajak demi mengejar target penerimaan negara dari pajak.
Pemerintah sangat getol mengejar pajak sebagai konsekuensi penerapan sistem ekonomi kapitalisme yang menjadikan pajak sebagai sumber pemasukan utama negara. Setiap tahun target pajak selalu dinaikkan. Subjek dan objek pajak juga diperluas. Ini artinya rakyat makin diperas untuk membayar pajak.
Sungguh, negara telah mengambil uang rakyat secara paksa atas nama pajak. Di sisi lain, kekayaan alam diserahkan secara gratis pada korporasi swasta kapitalis. Bahkan para pengusaha besar itu mendapatkan keringanan pajak. Ini jelas-jelas tidak adil. Namun, begitulah akibat penerapan sistem kapitalisme yang memalak rakyat.
Mengenai klaim pemerintah bahwa penerapan PPN KMS untuk mewujudkan keadilan karena orang yang membeli rumah kena pajak, ini juga tidak berdasar. Jika ingin adil, seharusnya negara menyediakan rumah murah bagi rakyat, tanpa pajak pembelian rumah maupun PPN KMS. Itu baru adil karena penyediaan rumah bagi rakyatnya adalah tugas negara. Sayang, jaminan penyediaan rumah tidak akan pernah terwujud dalam sistem kapitalisme. Yang ada, rakyat justru dipalak di berbagai sisi.
Jaminan Perumahan dalam Sistem Islam
Sesungguhnya jaminan penyediaan perumahan hanya ada dalam sistem Islam. Penerapan sistem ekonomi Islam menjamin kesejahteraan rakyat secara orang per orang. Negara (Khilafah) menyediakan lapangan pekerjaan yang luas bagi rakyat dengan gaji yang layak sehingga rakyat hidup sejahtera dan bisa membeli sandang, pangan, dan papan.
Selain itu, negara juga menjamin kebutuhan papan masyarakat dengan membuat kebijakan yang memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah. Kebijakan tersebut antara lain penerapan sistem ekonomi Islam yang mewujudkan stabilitas harga rumah, tanah, dan material bahan bangunan sehingga biaya membangun rumah bisa terjangkau oleh rakyat.
Khilafah menyediakan rumah subsidi bagi rakyatnya dengan dua model. Pertama, negara menyediakan rumah murah atau bahkan gratis sehingga rakyat mudah untuk memilikinya. Kedua, negara menyubsidi biaya pembangunan rumah sehingga rakyat yang memiliki tanah tidak kesulitan untuk membangun rumah.
Adapun soal tanah, rakyat tidak harus membeli untuk bisa memiliki tanah. Mereka bisa memiliki tanah secara gratis dan sekaligus legal. Hal ini karena Khilafah mempermudah rakyat memiliki tanah dengan penerapan hukum-hukum seputar tanah yang meliputi:
– Larangan penelantaran tanah
Tidak boleh ada tanah yang telantar, melainkan harus dikelola. Tanah yang telantar lebih dari tiga tahun akan disita negara dan diberikan pada yang membutuhkan. Rasulullah saw. bersabda,
“Siapa saja yang memiliki tanah, garaplah tanah itu atau ia berikan tanah tersebut kepada orang lain. Jika ia tidak melakukan hal itu, sitalah tanahnya.” (HR Bukhari).
Dengan aturan ini, tidak akan ada orang yang menguasai tanah yang sangat luas, tetapi dibiarkan (ditelantarkan), sedangkan orang lain ada yang membutuhkan tanah, tetapi tidak memilikinya. Aturan ini akan menyolusi persoalan ketimpangan pemilikan tanah.
– Dorongan menghidupkan tanah mati (ihya’ al-mawat)
Untuk memiliki tanah, rakyat tidak harus membeli. Mereka bisa memiliki tanah dengan cara menghidupkan tanah mati. Mereka tidak perlu mengeluarkan uang, tetapi hanya mengeluarkan tenaga untuk menghidupkan tanah mati. Dari situ mereka memperoleh tanah untuk membangun rumah. Rasulullah saw. bersabda,
“Barang siapa menghidupkan tanah yang mati maka tanah itu (menjadi) miliknya.” (HR Bukhari).
Syekh Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitab An-Nizhām al-Iqtishādī fi al-Islam (Sistem Ekonomi Islam) menyebutkan,
“Tanah mati adalah tanah yang tidak ada pemiliknya dan tidak dimanfaatkan oleh satu orang pun. Sedangkan yang dimaksud dengan menghidupkannya adalah mengolahnya dengan cara menanaminya, baik dengan tanaman maupun pepohonan, atau dengan mendirikan bangunan di atasnya. Dengan kata lain, menghidupkan tanah mati adalah memanfaatkan tanah untuk keperluan apa pun yang bisa menghidupkannya. Dengan adanya upaya seseorang untuk menghidupkan tanah, berarti upaya seseorang tadi telah menjadikan tanah tersebut sebagai miliknya.”
– Dorongan melakukan pemagaran (tahjir)
Pemagaran merupakan salah satu cara untuk menghidupkan tanah mati. Rakyat bisa memiliki tanah secara gratis dan legal dengan memagari tanah yang telantar (mati). Rasulullah saw. bersabda,
“Barang siapa membatasi (memagari) tanah yang mati maka tanah itu (menjadi) miliknya.” (HR Ahmad).
Iqtha’ adalah pemberian tanah oleh negara pada rakyatnya. Negara bisa memberikan tanah kepada warganya untuk dibangun rumah di atasnya. Dengan kebijakan ini, rakyat tidak kesulitan untuk memiliki tanah dan rumah. Amru bin Syuaib ra. berkata, “Rasulullah saw. pernah memberi lahan kepada sekelompok orang dari Muzaynah atau Juhainah.”
Dengan berbagai kebijakan tersebut, rakyat akan mudah untuk memiliki rumah, baik dengan membeli ataupun membangun sendiri. Jika membeli, harganya murah dan bahkan bisa gratis. Jika membangun sendiri, tanahnya disediakan oleh negara dan bisa diperoleh tanpa mengeluarkan uang, cukup dengan tenaga. Harga material bahan bangunan juga terjangkau karena ada subsidi dari negara. Bahkan negara bisa memberi dana pada rakyat yang membutuhkan untuk membangun rumah.
Semua kebijakan ini menunjukkan bahwa Khilafah serius menjamin kepemilikan rumah bagi rakyat. Segala sesuatu yang rakyat butuhkan untuk memiliki rumah dijamin oleh negara. Khilafah leluasa memberi jaminan kepemilikan rumah bagi rakyat karena baitulmal Khilafah memiliki banyak sumber pendapatan negara yang berasal dari kepemilikan umum seperti tambang, hasil laut, hasil hutan, dan lainnya.
Pemasukan negara dari kekayaan alam itu sangat besar sehingga mampu mencukupi kebutuhan rakyat, termasuk perumahan. Dengan besarnya pemasukan negara tersebut, negara tidak butuh pajak. Khilafah tidak akan membebani rakyatnya dengan pajak, kecuali pada kondisi tertentu (tidak permanen) dan terbatas pada rakyat yang kaya dari kalangan kaum laki-laki saja. Demikianlah jaminan kesejahteraan dalam Khilafah yang memastikan tiap-tiap rakyat memiliki rumah. Wallahualam bissawab. [MNews/RR-NA]
Muslimah News, NASIONAL — Pajak Pertambahan Nilai (PPN) membangun rumah sendiri atau tanpa kontraktor naik dari 2,2% menjadi 2,4%. Kenaikan itu mulai berlaku paling lambat 1 Januari 2025. Hal ini sejalan dengan UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).
Menyoroti hal di atas, ekonom Dr. Yuono Tri Utomo, S.E.I., M.Si. angkat bicara. “Kebijakan apa pun seharusnya mempertimbangkan kondisi masyarakat sebagai pihak yang disasar oleh kebijakan tersebut,” ujarnya di Kabar Petang: “Hedeeeh…Bangun Rumah Sendiri Kena Pajak 2,4 %” melalui kanal Khilafah News, Kamis (26-9-2024).
Yuono tidak menampik, kenaikan pajak ini dari sisi fiskal bisa jadi meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak properti, tetapi dari sisi sosial jelas ini pasti membebani masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah.
“Kok lebih mengedepankan dampak yang mungkin terjadi ketimbang dampak yang sudah pasti yaitu memberatkan masyarakat. Ini kan aneh!” tegasnya.
Namun, Yuono tidak heran dengan kebijakan aneh itu karena pembangunan ekonomi model sistem kapitalisme memang nirkeberpihakan kepada masyarakat.
Dalam analisisnya, meski kenaikan pajak itu terlihat kecil, tetapi dampaknya tidak kecil karena yang naik bukan hanya PPN membangun rumah, tetapi tarif PPN secara keseluruhan.
“Tentu dengan kenaikan pajak ini, biaya membangun rumah dengan tipe sederhana sekalipun akan makin berat,” cetusnya.
Ia mencontohkan, membangun rumah sederhana tipe 21 yang semula cukup dengan dana Rp30 juta, dengan kenaikan PPN ini bisa mencapai Rp40 juta sampai Rp50 juta karena semua komponen bahan bangunan dipastikan juga naik, termasuk biaya tukang.
Pembangunan model kapitalisme, kritiknya, menjadikan pajak sebagai tulang punggung pembangunan, seolah tanpa pajak negara tidak bisa melakukan pembangunan.
“Pandangan seperti ini kan pandangan yang sangat sempit, padahal negara kita itu kan kaya dengan sumber daya alam. Seakan-akan seperti kurang bersyukur,” sesalnya.
Yuono menilai, problem pajak ini problem sistemis sehingga solusinya juga harus sistemis, bukan sekadar edukasi.
“Sudah saatnya kita semua sadar atas problem yang sistemis ini untuk kembali kepada solusi yang sistemis yang berasal dari Allah Swt.,” ajaknya.
Ia mengajak seluruh komponen bangsa untuk memaknai secara benar kalimat, ‘Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa” yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu kembali ke sistem Islam.
“Dengan pernyataan itu seharusnya totalitas, bukan sekadar perubahan penguasa atau rezim, tetapi juga perubahan sistem dari kapitalisme menuju sistem Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” tegasnya.
Dalam sistem Islam, ia menerangkan, dana pembangunan yang utama bukan berasal dari pajak, apalagi menganggap pajak sebagai tulang punggung pembangunan.
“Itu kan rakyat yang jadi korban. Itu pasti akan menjadi beban rakyat dan rakyat makin sengsara,” tandasnya.
Kalau dalam Islam, ia melanjutkan, biaya pembangunan berasal dari sumber daya alam yang menjadi milik umum.
“Di negara kita, sumber daya alam itu melimpah, hanya problem pengelolaannya tidak amanah. Kepemilikannya diserahkan kepada swasta, eksplorasinya ugal-ugalan baik di hulu maupun hilir. Ini bukti kalau kita kurang bersyukur terhadap nikmat yang Allah limpahkan di negeri ini,” pungkasnya. [MNews/IA]
Biaya Material Bangunan Utama
Biaya membangun rumah kedua yang sangat penting adalah biaya material. Biaya material ini cukup kompleks, karena meliputi material untuk membangun dinding atau struktur utama penopang atap. Makin luas rumahnya, otomatis biayanya akan semakin mahal. Apalagi, jika material yang digunakan berkualitas dan beragam. Seperti contohnya, penambahan penggunaan batu alam dan dekorasi lainnya.
Baca juga : KPR Rumah: Pengertian, Syarat, Langkah-Langkah, Untung Rugi, Hingga Jenisnya!
Berikut ini contoh perhitungannya:
Anggap saja kamu menggunakan batu bata untuk membangun rumah tersebut. Biaya membangun rumah menggunakan batu bata sendiri cukup terjangkau, apalagi batu bata ini dapat bertahan selama puluhan tahun. Untuk batu bata berukuran standar, setidaknya diperlukan sekitar 90 buah batu bata. Harga batu bata kualitas standar per bijinya sekitar Rp 1.000.
Untuk menghitung biaya totalnya, kamu harus menghitung luas area yang dipasangi batu bata. Contoh, untuk rumah seluas 45 meter dengan tinggi sekitar 4 meter maka luas area yang akan dipasangi sekitar 180 m2.
Kemudian, kamu bisa menggunakan rumus: harga batu bata/biji x (luas dinding per meter persegi x jumlah batu bata per meter persegi). Hasilnya, adalah:
Rp 1.000 x (180 m2 x 90 biji) = Rp 16.200.000
Baca juga : Estimasi Biaya Bangun Rumah Per Meter Terlengkap
Per meter persegi dinding, dibutuhkan setidaknya 10 kg semen. Untuk rumah tipe 45 yang sederhana dan minimalis yang memiliki luas permukaan dinding sekitar 180 m2. Maka, dibutuhkan setidaknya 1.800 kg semen (10 kg x 180 m2). Harga semen per sak (50 kg) sekitar Rp 50.000. Untuk mengetahui biaya semennya, kamu bisa menggunakan rumus ini:
Kebutuhan semen x harga
Ini kebutuhan semen untuk bagian dinding saja ya, belum termasuk untuk bagian lantai dsb.
Untuk membangun rumah sederhana dengan tipe 45, kamu membutuhkan sekitar 30 meter kubik pasir. Harga pasir per m3 sekitar Rp 250.000 (bisa kurang bisa lebih). Jadi, untuk total kebutuhan pasirnya adalah: Rp 250.000 x 30 m3 = Rp 7.500.000
Kemudian, kamu membutuhkan batu kali sebagai material penguat. Harganya sekitar Rp 1.000.000 untuk 1 truk kecil.
Baca juga : Biaya Bangun Rumah 2 Lantai: Tips, Cara Hitung, dan Estimasi Biaya
Untuk rangka bangunan, kamu tentunya membutuhkan besi atau baja. Harga besi standar sekitar Rp 15.000 – Rp 100.000. Sementara itu, harga baja sekitar Rp 60.000 per batang. Untuk biaya besi dan baja untuk bagian utama setidaknya kamu membutuhkan biaya sekitar Rp 10.000.000, bisa kurang bisa lebih tergantung jumlah penggunaan.
Baca juga : Beli Rumah DP Nol Persen, Apakah Mungkin?
Apa itu Strategi Konten 3H?
Strategi konten 3H adalah kerangka kerja yang membantu bisnis dalam merencanakan dan membuat konten yang relevan dengan audiens. Setiap elemen dalam strategi ini—Hero, Hub, dan Hygiene—memiliki peran unik dalam membangun kesadaran, mempertahankan keterlibatan, dan mendorong konversi.
Biaya Tenaga Kerja
Jika rumah tersebut dikerjakan selama 6 bulan dengan jumlah hari aktif 150 hari (25 hari kerja x 6). Dengan upah pekerja rata-rata @Rp 120.000 dengan 6 pekerja. Maka, total biayanya adalah 150 x Rp 120.000 x 6 = Rp 108.000.000. Jika diperhitungkan, biaya tenaga kerja ini bahkan bisa melebihi biaya total untuk material. Apalagi jika pengerjaannya lama.
Untuk membangun rumah 45 m2 di atas lahan seluas 80 m2, maka kamu membutuhkan sekitar:
Biaya tanah + pengolahan tanah : Rp 300.000.000 + Rp 3.000.000 : Rp 303.000.000
Biaya pondasi + beton : Rp 9.720.000
Biaya pembangunan dinding : Rp 40.500.000
Biaya pemasangan keramik lantai : Rp 5.000.000
Biaya lain-lain : Rp 46.000.000
Biaya tenaga kerja : Rp 108.000.000
Total : Rp 512.220.000 (dengan biaya beli tanah) atau Rp 209.220.000 (tanpa beli tanah).
Untuk rumah kecil minimalis dengan spek material standar. Biaya tersebut sudah termasuk biaya bangun rumah kotak sederhana, lengkap dengan atap, keramik, finishing cat, dan instalasi yang dibutuhkan. Namun, belum termasuk penambahan sekat atau ruangan dalam bangunan, bangun teras, dsb. Alias masih rumah kosongan yang nantinya perlu dipercantik kembali.
Baca juga : Cara Menghitung Biaya Balik Nama Sertifikat Rumah
https://pintuitive.co.id/blog/6-biaya-bangun-rumah-per-meter-2022-lengkap-dan-akurat/
https://sementigaroda.com/read/20201123/614/estimasi-biaya-bangun-rumah-secara-lengkap-dan-terperinci#:~:text=Bagi%20yang%20ingin%20menerapkan%20sistem,.000.000%20%3D%20Rp183.000.000.
https://www.rumah.com/panduan-properti/biaya-bangun-rumah-per-meter-57394
https://berita.99.co/biaya-bangun-rumah/
https://berita.99.co/biaya-bangun-rumah-per-meter/
Muslimah News, FOKUS — Pemerintah telah menetapkan bahwa membangun rumah sendiri akan kena Pajak Pertambahan Nilai (PPN). UU 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan alias Undang-Undang (UU) HPP mengatur kenaikan tarif PPN atas kegiatan membangun rumah sendiri (KMS) dari yang sebelumnya 2,2% menjadi 2,4% per 1 Januari 2025.
Maksud dari kegiatan membangun rumah sendiri adalah kegiatan mendirikan bangunan yang dilakukan oleh orang pribadi dan bangunan tersebut digunakan sendiri atau oleh pihak lain.
Cara Implementasi Strategi Konten 3H (Hero, Hub, Hygiene)
1. Implementasi konten Hero
2. Implementasi konten Hub
2. Implementasi konten Hygiene
Dengan mengimplementasikan strategi 3H ini, Anda dapat menciptakan konten yang tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga menjaga hubungan dengan audiens dan menyediakan informasi yang mereka butuhkan secara berkelanjutan. Semoga bermanfaat!
PENGALAMAN MEMBANGUN RUMAH
Rumah yang nyaman ialah idaman semua orang. Sekalipun dengan kepemilikan dana yang minim orang yang membangun huniannya akan mengusahakan hasil yang memuaskannya. Itu pula yang menjadi alasan saya mengkonsep, merancang desain bangunan, mengawasi pekerjaan bahkan belanja bahan material rumah sendiri.
Pengetahuan dan pengalaman saya nihil dalam hal ini, karena itu saya banyak mencari referensi lewat internet dan bertanya kepada orang berpengalaman. Saya kira banyak orang seperti saya yang membutuhkan sharing informasi dalam hal membangun rumah ini, jadi saya post pengalaman saya sebagai catatan pribadi dan agar bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Ada beberapa hal hal yang perlu disiapkan sebelum memulai pekerjaan:
Pastikan ukuran lahan secara keseluruhan untuk menentukan ukuran bangunan. Pekerjaan ini tidak memerlukan tenaga ahli kecuali bila tanahnya sangat luas.
2. Membuat Denah dan Konsep Bangunan
Denah bangunan harus dibuat dengan cermat. Pada denah tergambar ukuran bangunan, ukuran ruang-ruang, letak pintu dan jendela. untuk memaksimalkan pencahayaan rumah letak jendela perlu dipikirkan matang-matang, taman indoor bisa menjadi solusi penambah cahaya. Untuk konsep rumah tentu tergantung selera, konsep minimalis modern banyak diminati saat ini. Penentuan konsep/ gaya rumah ini mengarahkan pekerjaan pada hasil bangunan yang konsisten tidak acak atau ngawur.
Bagi orang awam tentu membuat denah adalah hal yang sulit, namun tidak perlu hawatir banyak referensi yang bisa didapatkan di internet. Denah ini bisa saja hanya dibuat gambar sederhana secara manual, yang penting dimengerti oleh tukang. Ms Word pun bisa membantu, seperti denah yang saya buat di bawah ini:
Pada denah di atas saya tambahkan titik cakar ayam, sengaja pondasi dibuat kokoh karena diproyeksikan untuk dua lantai bila dibutuhkan suatu saat. Bila memungkinkan amat baik ada gambar 3 dimensi meperlihatkan rumah tampak muka dan samping. Kebetulan saya dapatkan gambar 3 D ini dari pembuat kusen alumunium saat menunjukan rancangannya meski tidak persis.
3. Mencari Tukang dan Laden yang Handal.
Hampir 25 % biaya adalah upah pekerja, karenanya tidak boleh salah pilih pekerja. Tukang yang berpengalaman banyak membantu meminimalkan pengeluaran dan tentu bisa menjadi rujukan dalam banyak hal. Jumlah tukang dan laden juga perbandingan keduanya tidak kalah penting. Saya memperkerjakan 2 orang tukang dan dua orang laden tapi dalam beberapa pekerjaan seperti galian, urukan dan cor mereka dibantu pekerja tambahan. Mungkin dengan perbandingan 2 tukang dan 3 laden pekerjaan akan lebih efektif dan efisien.
4. Menghitung Estimasi biaya
Untuk menghindari membengkaknya biaya ada baiknya dibuat semacam RAB atau setidaknya perkiraan kasar biaya pembangunan. Estimasi biaya ini bisa dihitung sambil berjalan pekerjaan. Saya biasa bertanya kepada tukang dan orang yang berpengalaman apa saja kebutuhan yang perlu disiapkan dan berapa banyak, kemudian mencari bahan yang sesuai dengan budjet.
Perhitungan ini meliputi bahan material apa yang akan digunakan; jenis pondasi, material dinding (bata merah/ batako/ hebel), merek semen, kusen pintu dan jendela (kayu/ alumunium), rangka atap (kayu/ baja ringan), atap (genteng atau lainya), plavon (PVC/ gypsum/ GRC), pelapis lantai (granit/ keramik), merek cat, daya lisrtik dll. Catatan pengeluaran berikut mungkin dapat dijadikan perbandingan:
Pelapis Lantai dan Dinding
Rp 36.948.083
Rp 2.811.552
Rp 3.392.146
Rincian pengeluaran tiap item saya upload di google drive bisa dilihat pada link di bawah ini:
Rekap Pengeluaran Pembangunan Rumah
Nominal di atas sudah termasuk upah kerja sejumlah Rp. 61.160.000 atau sekitar 24,2 % dari seluruh pengeluaran. Total luas bangunan adalah 145 m2, meliputi 10x12 M bangunan utama ditambah 25 m2 taman, ruang bermain anak dan ruang cuci jemur. Harga yang tertera adalah harga pembelian di Cianjur antara bulan Mei – Oktober 2020.
Sering kali biaya pembangunan rumah ditaksir per meter persegi dengan nominal 2 juta atau lebih. Dengan anggaran 2 juta per meter persegi sudah bisa didapatkan material yang berkualitas, asalkan pembelanjaan dilakukan sendiri dan memilih toko termurah. Bahkan dengan biaya kurang dari 2 juta per m2 saya dapatkan material yang bagus. Pondasi cakar ayam. Material dinding 90 % bata merah sisanya batako dengan tinggi dinding 3,5 meter. Semen full tiga roda. Kusen pintu kayu bayur, kusen jendela alumunium. Rangka atap baja ringan. Atap 41,5 % genteng keramik KIA bekas, 41,5 % genteng jatiwangi glazur, selebihnya spandex transparan. Plavon 49 % PVC, 34 % gypsum, GRC untuk topi-topi atap dan ruang bermain anak. Lantai granit grade A 60 % selebihnya keramik. Cat saya pakai dulux, dan sunproof untuk dinding samping.
Saatnya memulai pekerjaan apabila material dan alat tahap awal sudah siap. Yang perlu disiapkan di awal adalah papan, balok kayu, paku dan benang untuk pemasangan bouwplank, besi dengan beragam ukuran, kawat, pasir, batu, split dan semen untuk pondasi. Pekerjaan biasa diawali dengan pembersihan area atau merangkai besi dilanjutkan dengan galian pondasi.
Pembangunan rumah ini dimulai dari tanggal 16 Mei 2020 dan selesai 22 Oktober, sekitar lima bulan lebih. Saat itu akhir bulan Ramadhan sampai dengan bulan Maulid. Bila dikurangi hari libur lama pengerjaan adalah 134 hari. Di bawah ini saya rangkum tahapan-tahapan pekerjaan dan waktunya:
Rangkai Besi cakar ayam dan kolom beton
Pembersian area, pemasangan bouwplank
Gali pondasi cakar ayam
Pondasi batu, sloof beton, saluran air kotor dan urukan
Pasang bata, kolom, ring balok, kusen kayu
Plester, pasang rangka atap
Plester, instalasi listrik, saluran air bersih, cor meja dapur dan meja makan
Acian, pasang plafon pvc dan gypsum, pasang jendela dan pintu lipat alumunium
Pasang granit, kramik, batu alam, sanitary.
Pasang moulding dinding, plafon grc di ruang bermain dan topi atap
Pasang pintu dan kunci, Pegecatan
Pekerjaan listrik, pemasangan stop kontak, saklar, antena tv, lampu dan exhaust
Untuk mempercepat pembangunan dalam beberapa pekerjaan seperti galian, urukan, pengecoran 2 orang tukang dan 2 laden dibantu 2 pekerja lain atau terkadang lebih. Sebagian pekerjaan dilakukan tukang lain yaitu rangkai atap baja ringan dan pekerjaan elektrikal. Pemasangan plavon PVC dan gypsum dikerjakan secara borongan berikut bahannya oleh penyedia jasa.
Sebelum proses plester dinding tukang harus diberi tahu titik-titik pemasangan stop kontak, saklar, MCB/ Sekring, dan saluran air bersih/ kran, tentu letak dan jumlahnya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kepantasan. Di dinding saya pasang juga kipas exhaust untuk menjaga dan mempercepat sirkulasi udara, karenanya saya pesan kusen sesuai ukurannya. Pemasangan kusen ini bersamaan dengan pemasangan bata seperti juga pemasangan kusen pintu, jendela dan rooster kayu. Sedangkan kusen alumnium dipasang setelah selesai acian.
Rumah memerlukan gudang untuk penyimpanan barang tidak dipakai. Agar tidak memakan tempat gudang saya buat di atas wc. Beda dengan ruangan lain tinggi wc hanya 2,5 meter, cukup tinggi untuk ukuran 2x 1,5 meter. Cat dinding rumah ini didominasi warna putih. Untuk mempercantiknya di bagian muka dipasang batu alam hitam, diruang tamu dipasang moulding berbahan gypsum. Sebagian dinding dicat warna abu-abu, sebagian lagi dilapisi wallpaper tanpa didasari cat.
Setelah selesai pembangunan tentu rumah belum bisa langsung dihuni. Rumah harus dibersihkan dulu, peralatan dan bahan yang tersisa harus disimpan, jendela harus terpasangi gorden dan tentu harus diisi mebeul/ furniture. Karenanya keuangan harus diatur agar dana yang dimiliki tersisa untuk keperluan-keperluan ini. Ada baiknya dibuat buku kas pengeluaran agar semua biaya tercatat dan terkendali. Bisa ditulis ms excel atau di buku kertas biasa. Catatan akan sangat membantu saat diperlukan lain waktu.
Berikut ini photo-photo 100 % rumah yang dibangun
Itu semua pengalaman saya membangun rumah sendiri, tentu banyak kekurangan karena saya sangat awam dalam hal ini. Mudah-mudahan berguna bagi yang membutuhkan, terima kasih telah membaca, silahkan beri komentar bila berkenan.
Ada banyak sekali hal yang harus kamu perhitungkan ketika ingin membangun sebuah rumah baru. Ada banyak komponen biaya yang akan mempengaruhi total dana yang kamu bangun. Agar proses konstruksi berjalan dengan baik dan kamu tidak kehabisan dana ketika proyek tengah berlangsung, maka kamu harus membuat yang namanya RAB atau Rencana Anggaran Biaya untuk rumahmu. Sebelum membuat RAB, kamu tentunya harus mengetahui komponen-komponen biaya yang akan diperhitungkan.
Sebagai referensi, ini dia estimasi biaya membangun rumah 1 lantai sederhana dengan type 45 yang berdiri diatas lahan seluas 80 m2.
Baca juga : Kredit Rumah: Ketentuan dan Dokumen Persyaratan
Komponen biaya membangun rumah pertama yang harus kamu perhatikan adalah harga tanah, tempat kamu ingin mendirikan bangunan diatasnya. Makin lebar dan makin strategis lokasi tanah tersebut, maka harganya akan semakin mahal. Harga tanah di tiap kota pun berbeda. Kamu bisa skip biaya tanah ini jika sebelumnya kamu sudah punya tanah siap bangun, sehingga kamu tidak perlu membelinya lagi.
Contoh, harga tanah 80 m2 di DKI Jakarta adalah Rp 300.000.000.
Baca juga : Surat Perjanjian Sewa Rumah: Pengertian, Dasar Hukum, Hal yang Harus Diperhatikan, dan Contohnya!
Hygiene Content: Menjawab Kebutuhan Harian Audiens
Hygiene content, juga dikenal sebagai content evergreen atau always-on content, adalah konten yang berfokus pada menjawab pertanyaan atau kebutuhan harian audiens alias menjawab problem audiens. Konten ini dirancang untuk ditemukan dengan mudah melalui mesin pencari dan bertujuan untuk memberikan solusi cepat atau informasi yang dibutuhkan audiens.
Contoh hygiene content dalam strategi konten 3H termasuk artikel tutorial, FAQ, infografis, atau video tutorial. Konten ini cenderung bersifat informatif dan relevan dalam jangka panjang, sehingga dapat mendatangkan lalu lintas organik yang stabil ke website atau platform brand. Dengan strategi SEO yang tepat, hygiene content dapat membantu brand menjadi sumber informasi terpercaya dalam industrinya.
Tujuan dari Hygiene Content:
Sebuah perusahaan kecantikan yang menjual produk perawatan kulit bisa membuat konten video atau gambar tentang cara merawat kulit berjerawat, manfaat bahan-bahan alami dalam perawatan kulit, atau tips memilih produk perawatan kulit yang tepat untuk tipe kulit tertentu. Konten ini tidak hanya membantu audiens mendapatkan informasi yang mereka butuhkan tetapi juga meningkatkan kredibilitas merek sebagai ahli dalam bidangnya.
Biaya Pembuatan Pondasi dan Beton
Kamu dapat menghitung komponen biaya yang satu ini dengan menghitung volume pondasinya menggunakan rumus trapesium. Rumusnya adalah: ((Penampang Bawah + Penampang Atas): 2) X Tinggi Pondasi.
Contohnya saja : penampang bawah 0.5 m, penampang atas 0.3 m, dan tinggi pondasi sekitar 0.6 m. maka, volume pondasi dan cor beton bawah adalah:
((0,5 + 0,3) / 2) x 0,6 = 0,24
Jadi, untuk setiap panjang pondasinya diperlukan sekitar 0,24 meter kubik bahan beton. Jika, biaya per m3 nya adalah Rp 900.000. Maka, biaya untuk pondasi per meternya sekitar: Rp 900.000 x 0,24 = Rp 216.000.
Selanjutnya, untuk mengetahui total biaya pondasinya. Maka, kamu bisa mengalikannya dengan luas rumahmu. Jika kamu ingin membangu rumah sederhana seluas 45 meter persegi, maka biaya pembuatan pondasinya adalah:
Rp 216.000 x 45 = Rp 9.720.000
Baca juga : Terbaru! Cara Mudah Over Kredit Rumah Subsidi