© 2014 Insictech Musicland Sdn Bhd

℗ 2014 Insictech Musicland Sdn Bhd

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

HARIAN PELITA JAKARTA — Cucu almarhum Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah berharap kakeknya mendapat pengakuan sebagai Pahlawan Nasional dari Presiden Joko Widodo.

Pada masa penjajahan menurut Tengku Dian Anggraeni kakeknya telah mengorbankan tahta, harta dan keluarga demi memperjuangkan negara Indonesia.

Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah berasal dari Aceh Darussalam. Pada masa penjajahan, kakeknya pantang menyerah untuk mempertahankan NKRI. Ahli waris serta keturunannya ini menjelaskan, kakeknya lahir pada tahun 1864 dan wafat pada tanggal 6 February 1939 kini dimakamkan di TPU Kemiri, Utan Kayu, Jakarta Timur.

“Harapan lainnya dari kami adalah kami berharap bapak Presiden Joko Widodo dan ibu Risma Menteri Sosial bisa memberikan penghargaan kepada Sultan, berupa pengakuan Sultan sebagai Pahlawan Nasional tanpa syarat. Karena perjuangan beliau sudah sangat nyata dan jelas,” tegas Tengku Dian Anggraeni yang lahir 4 Februari 1975, Senin (13/12/2021).

Selain itu, karena telah berkorban memperjuangkan NKRI pada masa hidupnya, kata Dian, makam Sultan Allaidin Muhammad Daud Syah dinilai merupakan bagian dari situs sejarah patut dijaga.

Ia menambahkan, untuk Aceh Darussalam sendiri telah berusia 700 tahun dan memiliki 42 Sultan dan Sultanah. Bahkan, pada Senin 13 Desember 2021 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan menghadiri pemugaran dilokasi pemakaman Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah di TPU Kemiri.

Kemudian, untuk mengenang jasa pahlawan diutarakan Dian perlu dipasang simbol khusus agar dapat diketahui oleh masyarakat luas.

Hal ini dimaksudkan juga tak lain untuk mempermudah sanak keluarga mencari lokasi makam Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah bila berkunjung ke Jakarta.

” Membuat pembedaan dari makam yang ada di TPU tersebut. Kemungkinan besar area makam Sultan akan dibuat semacam situs sejarah yang sudah ditandai dengan barcode yang tertera di prasasti,” kata Tengku Dian Anggraen Binti Tuanku Ali Zulkarnaen Bin Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah.

Berikut silsilah Sultan Muhammad Daud Syah yang dikirim salah seorang cucu sultan, Tengku Dian Anggraeni ,

Tuanku Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah memiliki empat istri.Istri pertama bernama Permaisuri Teungku Putroe Gambar Gading dimakamkan di TPU Kemiri Utan Kayu, Rawamangun, Jakarta Timur.

Dari permaisuri ini, lahir anak kembar yaitu Tuanku Raja Cut Rayeuk (mangkat ketika masih bayi) dan Tuanku Raja Ibrahim yang disebut juga Tuanku Raja Manyak.

Tuanku Raja Ibrahim menikah dengan tujuh istri, (1) Potjut Hamidah, dikaruniai dua orang anak yakni Tengku Putro Safiatuddin Cahya Nur Alam, tinggal di Mataram (almarhumah) dan Tengku Putro Darma Kasmi Cahya Nur Alam (almarhumah).

Istri kedua (2) bernama Tjupo Hawa. Dikarunia tiga anak yaitu Tuanku Raja Zainal Abidin (almarhum, dan dimakamkan di Riweuk pidie), Tengku Putro Sariawan Ratna Keumala (tinggal di Banda Aceh), dan Tuanku Raja Mansyur (almarhum).

Istri ketiga (3) bernama Tjupo Hafsah. Memperoleh anak Tengku Putro Rengganis Jaya Kusuma (tinggal di Tangse Pidie), Tuanku Raja Kamaluddin (almarhum, meninggal di Banda Aceh saat tsunami 2004).

Istri keempat (4) Tjupo Chatidjah, lahir anak Tuanku Raja Johan (almarhum, dimakamkan di Cot Sukon Langga Pidie), Tuanku Raja Syamsuddin (tinggal di Lhokseumawe), dan Tuanku Raja Muhammad Daud (tinggal di Lhokseumawe).

Istri kelima (5) Potjut Aminah, lahir anak Tuanku Raja Iskandarsyah (almarhum, dimakamkan di Riweuk Pidie disamping makam TR Zainal Abidin).

Istri keenam (6) Potjut Marjam lahir anak Tengku Putro Sukmawati (tinggal di Banda Aceh).

Istri ketujuh (7) Tjupo Manjak, lahir anak Tuanku Raja Yusuf (tinggal di Banda Aceh), Tuanku Raja Sulaiman (tinggal di Kota Bakti Pidie), Tengku Putro Gamba Gading (tinggal di Sabang), dan Tuanku Raja Ishak Badruzzaman (tinggal di Kota Bakti Pidie).

Selanjutnya Istri kedua Sultan Muhammad Daud Syah bernama Pocut Manyak Cot Murong (tidak memiliki keturunan. Ia memelihara Tuanku Raja Manyak).

Istri ketiga Sultan Muhammad Daud Syah adalah Teungku Jam Manikam binti Tuwanku Mahmud (dimakamkan di Keudah, tidak mempunyai keturunan).

Istri keempat Sultan Muhammad Daud Syah adalah Hajjah Neng Effi (berasal dari Banten dimakamkan di Pekuburan Raja-raja Komplek Baperis, Banda Aceh).

Pasangan ini dikaruniai anak: 1. Tengku Poetro Laila Kusuma , memiliki anak Cut Nazaria (tinggal di Banda Aceh). Kemudian, Teuku Nazarudin (tinggal di Jakarta), Cut Kasmawati (tinggal di Banda Lombok), dan Cut Mutia (tinggal di Banda Aceh), serta Fauziah (tinggal di Banda Aceh).

2. Tuwanku Muhammad, memiliki keturunan yaitu Tuwanku Muhamad Daud di Jakarta (almarhum), dan Tuwanku Yusuf di Jakarta (almarhum).

3. Tuwanku Aziz, punya anak bernama Tengku Farida (tinggal di Jakarta), Tuwanku Saiful Anhar (tinggal di Jakarta), Tengku Azizah (tinggal di Banda Aceh), Tengku Sila (tinggal di Jakarta), Tengku Inal (tinggal di Jambi), Tengku Inong (tinggal di Karawang), Tuwanku Maulana (tinggal di Jakarta), Tuwanku Iskandar (tinggal di Jakarta), Tuwanku Hikmah (tinggal di Jakarta).

5. Tuwanku Ali Zulkarnaen Samsul Bahar memiliki anak bernama: Tuwanku Boy Rizal Agustiaz (tinggal di Jakarta), Tuwanku Piaramon Julizar (tinggal di Jakarta), Tengku Dian Anggraeni (tinggal di Jakarta), Tengku Devi Aditia Fenica (tinggal di Jakarta),Tengku Poppyca Mardiana (tinggal di Jakarta),Tengku Mutia Depril Kartin (tinggal di Jakarta), dan Tengku Sendy Marliza (tinggal di Jakarta). ●Redaksi/Didi Wijayanto

Banda Aceh (ANTARA) - Surat permohonan bantuan dari keturunan Sultan Aceh Cut Putri yang juga pemimpin Darud Donya kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mendapat respon baik dari Pemerintahan Turki.

"Kami sangat berterima kasih atas respon dan sambutan baik, serta perhatian Turki kepada rakyat Aceh yang kini sedang berjuang," kata Cut Putri dalam keterangannya, di Banda Aceh, Selasa.

Sebelumnya, keturunan Sultan Aceh Cut Putri mengirimkan surat resmi kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Surat itu berisi permohonan bantuan kepada pemimpin Turki untuk membantu Aceh yang kini tengah berada dalam kondisi darurat sejarah.

Melalui surat tersebut disampaikan bahwa saat ini Aceh sudah membutuhkan bantuan Turki untuk membantu menyelamatkan khazanah dan warisan islam Asia Tenggara di Aceh yang sedang kritis dan terancam dimusnahkan karena adanya pembangunan IPAL di Banda Aceh.

Baca juga: Sastra kuno Naskah Hikayat Aceh diusulkan jadi nominasi Memori Dunia

Baca juga: Keturunan Sultan Aceh kirim surat permohonan bantuan ke Presiden Turki

Cut Putri mengatakan, dirinya sudah berkomunikasi langsung dengan Wakil Perdana Menteri Turki Fikri Isik, dan menegaskan bahwa mereka akan selalu peduli kepada Aceh.

"Beliau (Wakil Perdana Menteri Turki) tegaskan bahwa bertekad untuk mengikuti jejak nenek moyangnya untuk peduli kepada Aceh," ujarnya.

Cucu Sultan Aceh keturunan Sultan Jauharul Alam Syah Johan Berdaulat Zilullah Fil Alam itu bersyukur bahagia atas sambutan baik dari Turki terkait usaha penyelamatan situs sejarah peradaban islam Asia Tenggara di Aceh yang sedang diperjuangkan tersebut.

"Pihak Turki juga ingin tahu lebih jauh dan mempelajari lebih dalam tentang situasi darurat (sejarah) yang sedang terjadi di Aceh," kata Cut Putri.

Pemerintah Banda Aceh kembali melanjutkan pembangunan proyek IPAL di Gampong Pande kota setempat pada akhir Februari 2021. Bangunan itu sempat dihentikan karena banyak ditemukan situs bersejarah seperti nisan makam raja dan ulama Aceh pada 2017 lalu.

Kemudian, kelanjutan pembangunan tersebut menuai kritikan serta penolakan dari berbagai kalangan masyarakat Aceh, terutama warga setempat, budayawan hingga keturunan raja Aceh.*

Baca juga: Ibadah di Masjid Tua Indrapuri Aceh, peninggalan peradaban Islam

Baca juga: Meriam peninggalan Kerajaan Aceh jadi situs wisata baru di Aceh Barat

Pewarta: Rahmat FajriEditor: Erafzon Saptiyulda AS Copyright © ANTARA 2021

Keturunan Sultan Aceh, Cut Putri, mengatakan suratnya ke Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan direspons baik pemerintah Turki. Surat itu berisi permintaan bantuan karena dirinya menilai Aceh dalam kondisi darurat.

"Kami sangat berterima kasih atas respons dan sambutan baik serta perhatian Turki kepada rakyat Aceh yang kini sedang berjuang," kata Cut Putri seperti dilansir dari Antara, Rabu (20/10/2021).

Cut Putri mengatakan dirinya berkomunikasi langsung dengan mantan Wakil Perdana Menteri Turki. Menurutnya, mantan wakil perdana menteri itu berjanji membantu mengatasi masalah di Aceh yang dikeluhkannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beliau (Wakil Perdana Menteri Turki) tegaskan bahwa bertekad untuk mengikuti jejak nenek moyangnya untuk peduli kepada Aceh," ujarnya.

Cucu Sultan Aceh keturunan Sultan Jauharul Alam Syah Johan Berdaulat Zilullah Fil Alam itu mengaku bahagia atas sambutan baik dari Turki terkait usaha penyelamatan situs sejarah peradaban Islam Asia Tenggara di Aceh. Dia menyebut pihak Turki bakal mempelajari lebih lanjut kondisi di Aceh.

"Pihak Turki juga ingin tahu lebih jauh dan mempelajari lebih dalam tentang situasi darurat (sejarah) yang sedang terjadi di Aceh," kata Cut Putri.

Sebelumnya, Cut Putri mengirimkan surat kepada Erdogan. Dia meminta bantuan kepada Erdogan untuk membantu mengatasi kondisi darurat di Aceh.

"Surat itu berisi permohonan bantuan kepada pemimpin Turki untuk membantu Aceh yang kini tengah berada dalam kondisi darurat," kata Cut Putri seperti dilansir dari Antara, Jumat (8/10).

Cut Putri mengatakan surat itu berisi soal Aceh yang membutuhkan bantuan Turki untuk menyelamatkan khazanah dan warisan Islam Asia Tenggara di Aceh. Menurutnya, kondisi warisan Islam di Aceh sedang pada masa kritis dan terancam dimusnahkan.

Cut Putri menyebut situs sejarah itu termasuk makam kuno para raja dan ulama kesultanan Aceh Darussalam. Ada juga situs makam para ulama dan perwira pasukan Turki Usmani yang dulu dikirim oleh Sultan Turki Utsmani untuk membantu kesultanan Aceh.

Situs yang paling terancam, kata Cut Putri, adalah khazanah peninggalan sejarah peradaban bangsa Turki di kawasan situs sejarah Istana Darul Makmur Kuta Farushah Pindi Gampong Pande Banda Aceh. Situs tersebut terancam musnah dengan dibangunnya proyek IPAL Banda Aceh.

Beliau juga sebagai salah satu Sultan Palembang yang alim dan bijaksana.Nama lengkapnya ialah Sultan Ahmad Najamuddin anak Sultan Mahmud Badaruddin Lemabang

Ibunya bernama Raden Ayu Ciblung binti Pangeran Surya Wikrama Subekti bin Sunan Abdurrahman Candi Walang. Ia dilahirkan sekitar tahun  1710 M di lingkungan Keraton Palembang. Putera ke 2  dari 32 bersaudara.

Sebagaimana biasanya di lingkungan keraton, pendidikan awalnya didapat dari ayahnya sendiri, Sunan Lemabang, kemudian ia menuntut ilmu agama pula kepada ulama-ulama besar Palembang waktu itu seperti: Faqih Jalaluddin, Khatib Ahmad Marta Kusuma, Syekh Sayid Abdurrahman Maula Taqoh, dll. Gurunya yang tersebut terakhir ini seorang habib yang menjabat sebagai ulama dan imam di kesultanan.

Selain dikenal sebagai ulama dan waliyullah, ia juga sebagai tokoh pembangunan baik dalam bidang fisik maupun ekonomi.

Pada tahun itu juga ia membangun menara Masjid Agung Palembang (menara lama). Sedang untuk pemakamannya, ia membangun “Gubah Tengah” di komplek Kawah Tekurep Lemabang.

Dalam bidang ekonomi, ia mulai  mengadakan kontrak dagang dengan kompeni Belanda terutama lada dan timah , serta memperbaharui surat-surat perjanjian lainnya yang dibuat pada masa Sunan Abdurrahman (1662, 1678, 1679, 1681, 1691), Sultan Agung (1722) dan Sunan Lemabang (1755), dll.

Putera-Puteri Sultan Susuhunan Ahmad Najamuddin Adikesumo

Sultan Ahmad Najamuddin  mempunyai lebih  delapan orang isteri, yang tertua ialah Permaisuri Ratu Sepuh Raden Ayu Murti  binti Pangeran Arya Kusuma Cengek bin Pangeran  Ratu Purbaya, Masayu Kedaton Brunai, Nyimas Banowati, Masayu Kecik, Masayu Sa’diyah, Masayu Buri, Masayu Kasiah, Nyimas Tijah, dan lain-lain. Dari perkawinannya ini dianugerahi 46 orang anak.

Sultan Ahmad Najamuddin wafat tanggal 6 Zul Qaidah 1190H (1776), malam Senin. Dimakamkan di Gubah Tengah.

Keturunan Sultan Aceh, Cut Putri, yang juga pemimpin Darud Donya mengirimkan surat kepada Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Apa isinya?

"Surat itu berisi permohonan bantuan kepada pemimpin Turki untuk membantu Aceh yang kini tengah berada dalam kondisi darurat," kata Cut Putri seperti dilansir dari Antara, Jumat (8/10/2021).

Cut Putri mengatakan surat itu berisi soal Aceh yang membutuhkan bantuan Turki untuk menyelamatkan khazanah dan warisan Islam Asia Tenggara di Aceh. Menurutnya, kondisi warisan Islam di Aceh sedang pada masa kritis dan terancam dimusnahkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cut Putri menyebut situs sejarah itu termasuk makam kuno para raja dan ulama kesultanan Aceh Darussalam. Ada juga situs makam para ulama dan perwira pasukan Turki Usmani yang dulu dikirim oleh Sultan Turki Utsmani untuk membantu kesultanan Aceh.

Situs yang paling terancam, kata Cut Putri, adalah khazanah peninggalan sejarah peradaban bangsa Turki di kawasan situs sejarah Istana Darul Makmur Kuta Farushah Pindi Gampong Pande Banda Aceh. Situs tersebut terancam musnah dengan dibangunnya proyek IPAL Banda Aceh.

"Kawasan bersejarah berisi ribuan makam para raja dan ulama kesultanan Aceh Darussalam dan peninggalan bangunan-bangunan kuno," ujarnya.

Cut Putri mengatakan proyek IPAL mendapat protes dari sebagian masyarakat. Menurutnya, segala upaya sudah dilakukan untuk mencegah musnahnya warisan budaya Islam di Aceh.

"Para raja dan ulama Kesultanan Aceh adalah para aulia, pendiri tonggak sejarah tegaknya dakwah Islam di Asia Tenggara, yang telah memilih tanah Aceh sebagai tempat bersemayam tulang belulangnya," kata Cut Putri.

Atas dasar itu, Cut Putri menyatakan Aceh dalam kondisi darurat dan sangat membutuhkan bantuan Presiden Turki, Erdogan dan dukungan rakyat Turki. Dia mengatakan pihaknya telah membahas hal ini dengan Wakil Perdana Menteri Turki dalam kunjungan kenegaraan bersama Duta Besar Turki ke Aceh.

"Besar harapan kami agar Presiden Recep Tayyip Erdogan bersama segenap rakyat Turki dapat membantu kami di sini yang sedang berjuang," ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya

Saksikan juga 'Erdogan Sambangi Putin di Rusia, Bahas Apa?':

[Gambas:Video 20detik]